kyaaaa!
akhir'a setelah hampir sebulan hiatus tanpa pemberitahuan aku bisa ngposting lagi~ yey!
haha, ok ini dia lanjutannya~~
happy reading and don't forget to comment... ^^ 

Title: Troublemaker

Cast: K-Pop
- Yunho x Soohyo
- Onew x Eunrim
- Key x Ahmi
- Ryeowook x Kirin
- Siwon x Neulah
- Donghae x Neulah
- Changmin x Mingi
- Taemin x Seulsung
- Jaejoong x Sungmi
- Minho -
- Yoochun -
- n' other di chap berikutnya

Genre: Drama school, straight.

Author: Aichi_Isti *me
 
***
 
Seluruh murid kelas 2 sudah berkumpul dilapangan. Dua orang pertama dari masing-masing kelas dipanggil untuk melakukan test lari.
MinHo dan Onew yang belum dipanggil pergi bergabung dengan murid namja lain bermain bola. KiRin mendapat giliran pertama, ia pergi bersiap digaris star. Sedangkan EunRim duduk dibangku memerhatikan Onew dan MinHo yang sedang bermain bola.
SooHyo yang mendapat giliran ketiga diam tidak jauh dari garis star. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang membuat ia berlonjak kaget.
“Aish! Kau membuatku kaget,” ujar SooHyo mengelus dadanya. DongHae hanya tersenyum menanggapinya.
“Kenapa disini?”
“Uh? Sebentar lagi giliranku. Kau sendiri?”
“Aku juga,”
Untuk beberapa saat mereka hanya terdiam. SooHyo menoleh, dilihatnya DongHae sedang memerhatikan seseorang yang sedang berlari. Ia mengikuti arah pandang DongHae. Didapatinya NeulAh sedang berlari diposisi kedua tepat didepan KiRin.
“NeulAh? Kau menyukainya?” tanya SooHyo refleks dan mendongakkan kepalanya untuk melihat ekspresi DongHae.
DongHae menatap SooHyo bingung.
“Bukannya aku melarangmu menyukainya, tapi,” SooHyo terdiam sesaat, seakan mencari kata-kata yang tepat.
“Tapi, apa?”
“Hmm, Kau tahu dia sudah punya namjachingu?”
“Benarkah? Aku tidak tahu,”
“Pantas saja. Dia itu sekretaris osis, dan juga yeojachingu dari ketua osis SiWon sunbae,” jelas SooHyo pandangannya mengarah kedepan, tak memerhatikan DongHae.
“Jadi, orang itu pacarnya?” kata DongHae lebih pada dirinya sendiri.
“Nde?”
“Aniya,”

***

AhMi menatap Key cemas. Sejak tadi pagi, ia sama sekali tidak bertemu dengan Key. Bahkan saat seluruh murid kelas 2 berkumpul dilapangan, Key pergi bergabung kelapangan bola begitu saja tanpa menghampiri AhMi terlebih dahulu.
Aneh. Biasanya saat pergantian jam pun Key selalu menyempatkan diri menemuinya. Tapi kali ini.
“AhMi?! Kau melamun ya?” SungMi menyikut lengan AhMi.
AhMi yang tersadar dari lamunannya segera menoleh, “Waeyo?” tanyanya.
“Hah, sudah kuduga kau melamun. Sekarang giliranmu, namamu sudah dipanggil beberapa kali,”
“Oh, baiklah,” AhMi berdiri dan berlari kecil kearah garis star. Murid lain sudah bersiap tepat didepan garis.
SungMi memerhatikan saudaranya itu. Ia tahu apa yang sebenarnya AhMi pikirkan, ia tahu ada yang aneh dengan Key hari ini.
SungMi menghela napasnya seraya menengadah menatap langit. Tapi perhatiannya tertuju pada jendela kelas yang terbuka dilantai dua.
Disana JaeJoong dan YunHo sedang mengobrol menatap kearah lapangan. Ingatannya kembali pada kejadian tadi malam.
#FlashBack
 “Untuk apa kau mengikutiku?” tanya orang itu. Suara yang tak asing lagi. Itu suara JaeJoong sunbae.
“A-aku,, aku hanya,” suara SungMi bergetar, ia berhenti sesaat, tak tahu apa yang harus ia katakan.
Dinginya pisau itu semakin terasa diulit leher SungMi. Ia menutup matanya. Hembusan napas JaeJoong yang tak beraturan terasa ditengkuk SungMi.
“Jawab aku! Kenapa kau mengikutiku?!” ulang JaeJoong dingin.
“Pi,,sau,,nya,” ucap SungMi masih tercekat. Ia takut jiak berbicara lebih banyak pisau itu akan menggores kulitnya.
JaeJoong yang mengerti maksud SungMi segera melepas tangan SungMi dan menarik kembali pisau yang sedari tadi melekat dileher SungMi. Ia menghela napas lelah, “Mianhae.”
SungMi tertunduk masih terengah-engeh, ia memegangi lehernya.
“Sekarang jawab aku. Kenapa kau mengikutiku?” suara JaeJoong melembut.
SungMi mendongakkan kepalanya melihat JaeJoong yang berdiri menghadapnya. Topi yang dikenakan JaeJoong, ditambah malam yang gelap dengan lampu yang bersinar cukup jauh dibelakang JaeJoong, membuat hampir seluruh wajah JaeJoong tak terlihat sama sekali.
SungMi menggigit bibir bawahnya. Bisa saja ia mengambil kesempatan ini untuk kabur, berlari sekencang mungkin ketempat yang lebih ramai. Tapi entah kenapa kakinya tidak bisa digerakan, ada sesuatu yang lain menahannya untuk tetap disini.
Melihat tangan kanan JaeJoong yang memegang pisau begerak, spontan saja ia berkata “Aku, aku tidak mengikutimu.”
‘Aish! Baboya! Apa itu? Kenapa aku mejawab seperti itu?! Aish!’ SungMi merutuki perkataannya sendiri.
“Tidak mengikutiku??” JaeJoong mendengus kesal, “Sore itu kau mengikutiku saat bersama YunHo kan? Lalu kemarin, ditaman kota, kau juga yang mengikutiku kan? Dan sekarang, untuk apa kau berlari mengejarku?”
“Jeongmal minahae sunbae. Aku,, aku sebenarnya hanya ingin tahu kehidupan, err,, anak,, anak berandal,, err,, maksudku bukan,,”
Lagi-lagi JaeJoong mendenguk kesal dan tersenyum sinis. Ia mengangkat tangannya dan menempelkannya kedagu SungMi. SungMi yang terkejut sedikit mendongak.
“Apapun yang sudah kau lihat atau kau dengar, lupakan! Kau harus menutup mulutmu! Kalau tidak, kau akan tahu akibatnya. Arraseo?” SungMi mengangguk perlahan tanda mengerti.
#End FlashBack
SungMi memegang lehernya, merasakan dinginnya pisau itu.

***

TaeMin dan RyeoWook duduk bersebelahan dibawah pohon. Mereka sekarang berada dihalaman belakang sekolah menunggu ChangMin yang belum datang.
Setelah pelajaran olahraga usai, mereka biasa memakan makan siang mereka ditempat itu. Tak berapa lama ChangMin datang dengan wajah kesal. Tiba-tiba ia meninju pohon yang berada dibelakang TaeMin dan RyeWook, dan membuat keduanya terkejut.
“Ya! Apa masalahmu?!” TaeMin sedikit berteriak, saat ini pun ia sedang merasa kesal.
ChangMin duduk didepan TaeMin dan RyeoWook. RyeoWook menatap ChangMin bingung, “Kau kenapa?” tanyanya, tidak biasanya ChangMin terlihat sangat kesal seperti itu.
ChangMin berdecak kesal, ia mengalihkan pandangannya ketempat lain, terlihat jelas ada sesuatu yang sedang ia pikiran.
“Ya! ChangMin! Jawab kami! Kau tidak dengar kami bertanya, huh?!” Suara RyeoWook mulai meninggi.
“Aish! Berisik sekali! Kau membuatku pusing!”
“Kau pikir kau saja yang sedang pusing?! Kau pikir kau saja yang punya masalah?!”
“Kalau begitu berhentilah berteriak didepanku!”
“Apa maksudmu?!”
ChangMin dan TaeMin  terus saja saling berteriak. RyeoWook yang sedari tadi diam, bingung harus melakukan apa mulai lelah dengan perdebatan dua sahabatnya itu
“Ya! Berhentilah berteriak! Kalau kalian memang ada masalah ceritakan saja,” lerai RyeoWook.
“Bukan urusanmu!” bentak ChangMin dan TaeMin bersamaan, menatap RyeoWook tajam.
RyeoWook membelalakan matanya. Ia berdiri dan pergi masuk kedalam gedung sekolah dengan kesal.
ChangMin dan TaeMin terus memerhatikan RyeoWook hingga tak terlihat lagi didalam gedung. Kemudian mereka saling berpandangan bingung akan sikap RyeoWook yang tiba-tiba berubah.
“Kenapa dia?” TaeMin membuka pembicaraan.
“Mollayo. Hmm, aku lapar,”
“Kau tidak membawa makananmu?”
“Makananku tertinggal dikelas. Huh, gara-gara SiWon hyung!”
“Hmm, kebetulan aku bawa lebih, kau mau?”
“Wah, tentu saja,” ChangMin tersenyum senang menerima tawaran dari TaeMin. Mereka memakan makanan itu bersama, melupakan perdebatan yang terjadi tadi.

***

RyeoWook menghentakan kakinya menaiki tangga dengan kesal. Ia tak habis pikir, kenapa kedua sahabatnya itu membentaknya. Padahal ia hanya ingin melerai mereka. Sudah hampir dua tahun mereka bersahabat, tapi kenapa ChangMin dan TaeMin tidak terbuka tentang masalah mereka padanya, merekakan bisa saling membantu menyelesaikan masalah itu.
RyeoWook berhenti sesaat menatap anak tangga dihadapannya, kemudian menghela napas panjang.
Ia kembali melangkahkan kakinya sampai ia melihat KiRin keluar dari ruang guru dan berjalan melewatinya kearah kelas.
“KiRin?!” panggil seseorang dari ruang guru. RyeoWook menoleh melihat siapa yang memanggil KiRin, ternyata Kim songsenim.
RyeoWook kembali mengarahkan pandangannya kearah KiRin. Dilihatnya KiRin terus berjalan, sepertinya ia tak mendengar panggilan Kim songsenim.
“KiRin?!” kali ini RyeoWook yang memanggil, bermaksud membantu Kim songsenim, ia berlari menyusul KiRin.
Suara RyeoWook yang cukup keras berhasil membuat KiRin menoleh. Ia sedikit terkejut saat didapatinya RyeoWook sedang berlari kearahnya.
KiRin yang merasa panik akhirnya mulai berlari menjauh. Melihat itu RyeoWook pun mempercepat larinya.
“Yaa! KiRin tunggu!”
RyeoWook terus mengejar KiRin hingga mereka sampai diujung koridor. KiRin yang sudah merasa tersudut membalikkan badannya. Dilihatnya RyeoWook terus berjalan kearahnya, membuatnya  mundur teratur hingga punggungnya menyentuh dinding.
“Yaa! Kenapa kau berlari?” tanya RyeoWook dengan terengah-engah.
“Kau sendiri kenapa mengejarku tiba-tiba?”
“Aku hanya,, hanya,, tadi,, aish!” RyeoWook berdecak kesal, “Untuk apa aku mengejarnya?” gumam RyeoWook yang sudah pasti tidak bisa didengar oleh KiRin.
Kemudian ia membalikan badannya meninggalkan KiRin kebingungan seorang diri diujung koridor yang gelap dan sunyi itu.

***

EunRim merapihkan rambutnya, kemudian ia ikat sebagian rambutnya menyisakan bagian bawah yang terurai.
Rambut EunRim yang panjang membuatnya kepanasan, apalagi setelah olahraga kali ini. Sebenarnya ia tidak suka mengikat rambutnya keseluruhan dan membuat tengkuk lehernya terlihat. Tapi dengan diikat seperti ini paling tidak ia tak terlaru kegerahan.
EunRim menghela napas panjang, ia memukul-mukul bahunya yang pegal setelah membantu Kim songsenim diruang guru.
Sekarang ia berjalan sendirian kekelasnya. Sebenarnya saat keruangan guru ia tak sendirian, ia hanya menemani KiRin kesana. Tapi saat keperluan KiRin selesai, KiRin pergi begitu saja, membuatnya harus membantu Kim senim sendirian.
Lagi-lagi EunRim menghela napasnya. Lalu ia mempercepat langkahnya karena ingin segera kekelas dan mengobrol dengan Onew dan lainnya.
Tiba-tiba langkahnya terhenti dengan percakapan yang membuatnya penasaran. Percakapan antara AhMi dan Key, atau lebih tepatnya sebuah pertengkaran.

***

Suasana dikelas 2-5 sangat ramai, bahkan lebih dari biasanya, apalagi setelah ada gosip yang menyebutkan bahwa anak dari kepala sekolah yang baru ternyata juga bersekolah di Paran High School ini. Sayangnya masih tidak diketahui siapa anak itu.
Onew yang duduk didepan MinHo memutar bangkunya menghadap MinHo, mereka terus saja mengobrol dan tertawa membicarakan kejadian lucu saat olahraga tadi pagi.
Dari arah pintu SooHyo masuk dengan wajah lusuh. Ia mendapati kedua sahabatnya sedang asik mengobrol.
SooHyo tersenyum jahil saat melihat Onew. Segera ia berlari dan mengagetkan Onew dari belakang. Onew berlonjak kaget dan refleks menengok kebelakang.
“Aish! Kau mengagetkanku saja!” SooHyo hanya tertawa menanggapinya.
“Onew kapan kau mau mentraktirku?” tanya SooHyo, sekarang ia sudah duduk dibangkunya.
“Traktir?”
“Ne,”
“Traktir untuk apa?”
“Tak usah pura-pura, kau pikir aku tidak tahu? Kau kan kemarin berhasil, benar kan?”
“Tidak! Aku tidak pacaran dengan EunRim?!” elak Onew, seketika ia menutup mulutnya dengan wajah yang memerah.
“Mwo???” MinHo berteriak kaget, sedetik kemudian ia tersenyum, “Wah, jadi yang waktu itu ya? Hahahaha.”
SooHyo terkekeh geli, “Kupikir kau tak’kan pernah mengatakannya.”
Onew mendesak kesal, lagi-lagi ia berhasil dikerjai SooHyo.
Ditengah tawa SooHyo dan Minho, tiba-tiba KiRin berjalan melewati mereka dan duduk dibangkunya dalam diam.
“Kau kenapa?” tanya Onew  bingung akan sikap KiRin.
Seperti tersadar dari lamunannya, KiRin menoleh kaget, “Eh? Aniya,” jawab KiRin sekenanya.
“Ya! KiRin kenapa kau meninggalkanku?” teriak seseorang. KiRin dan lainnya menengok keasal suara. Didapatinya EunRim berjalan kearah mereka dengan wajah lelah.
 

0 komentar:

About this blog

Moshi-moshi minna-san!
welcome to my blog ^o^/ silahkan baca jika suka!! semoga isi blog ini bermanfaat ^.^ (meski ada beberapa postingan gaje ==" hehe)

jam

Diberdayakan oleh Blogger.
hai, buat k-lovers dan j-lovers ^o^/ watasi wa isti m(_ _)m... salam kenal ya ^^

jenis cerita apa yang kamu suka?