Title: Troublemaker

Cast: K-Pop
- Yunho x Soohyo
- Onew x Eunrim
- Key x Ahmi
- Ryeowook x Kirin
- Siwon x Neulah
- Donghae x Neulah
- Changmin x Mingi
- Taemin x Seulsung
- Jaejoong x Sungmi
- Minho -
- Yoochun -
- n' other di chap berikutnya

Genre: Drama school, straight.

Author: Aichi_Isti *me
***

Pintu ruangan club koran terbuka, SeulSung dan MinGi masuk bergantian. SungMi dan AhMi yang sudah berada disana lebih dulu menatap dua orang yang baru datang dengan tatapan bosan.
“Kalian lama sekali!” protes AhMi.
“Mianhae,” SeulSung tersenyum, ia dan AhMi duduk berhadapan.
“Bagaimana?” tanya MinGi pada teman-temannya.
“Masalah keluarga,” jawab SungMi tiba-tiba. Semua pandangan teralih padanya.
“Lalu?” SeulSung meminta kepastian. SungMi menggigit bibir bawahnya, haruskah ia mengatakannya?
“Entahlah,” ucap SungMi akhirnya, “Yang kudapat hanya itu,” sambungnya bohong.
“Soal osis, sepertinya mereka merencanakan sesuatu tentang kepala sekolah,” AhMi menambahkan.
“Kepala Sekolah?” tanya SeulSung dan MinGi bersamaan. Mereka saling berpandangan.
“Rencana apa maksud mu?”
“Molla,”
“Ya, aku juga dengar ChangMin mengatakan sesuatu tentang kepala sekolah. Dan dia sepertinya tidak suka dengan ketua osis,”
“Bukankan sejak dulu mereka tidak akrab?” timpal AhMi.
“Memang benar,”
Semua terdiam, tak tahu lagi harus membicarakan apa. Akhirnya mereka berbincang hal yang tidak ada hubungannya dengan rencana mereka semula.
Waktu terus berjalan, tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 4 sore. Tiba-tiba pintu ruangan itu diketuk seseorang.
SeulSung berdiri dan berjalan menuju pintu. Ia membuka pintu, didapatinya TaeMin berdiri disana dengan senyum yang mengembang. SeulSung ikut tersenyum. Kemudian ia berbalik dan melambaikan tangan pada teman-temannya.

***

“Jinja? Anak baru itu?” tanya SungMi tak percaya. Sekarang ia dan AhMi sedang berada didaerah pertokoan.
Setelah SeulSung pergi dengan TaeMin lebih dulu, mereka bertiga memutuskan untuk pulang. Sementara MinGi menaiki bis menuju rumahnya, mereka berdua meneruskan perjalanan mereka. Mereka berniat membeli film terbaru Kim SangBum disebuah toko DVD.
“Ne, dan lagi aku melihat SiWon menarik paksa NeulAh,” jelas AhMi antusias.
“Wah, anak itu telah mebuat masalah,”
“Aku rasa begitu, kulihat SiWon sangat marah,”
Tdin,, tdiiinnn..
Klakson motor mengagetkan mereka berdua. Sebuah motor berjalan melewati mereka lalu berhenti tidaj jauh didepannya. AhMi tersenyum, sementara itu SungMi hanya menghela napasnya menyadari siapa yang berada diatas motor itu.
AhMi berlari kecil mendekati Key. SungMi melipat kedua tangannya. Setelah beberapa lama, AhMi kembali.
“SungMi kau beli sendiri saja ya?”
“Mwo? Sendiri? Kemarin aku membelinya sendiri, padahal itu kan kebutukanmu, sekarang aku harus sediri lagi? Huh! Aku tidak mau,”
“Aish! Ayolah,”
“Baiklah, tapi untuk hari ini dan tiga hari kedepan komputer utama jadi miliku? Bagaimana?”
“Tiga hari?? Aish! Arrasoe, arrasoe. Terserah padamulah. Tapi jangan katakan pada Appa kalau kemarin dan sekarang aku pergi dengan Key, setuju?”
“Setuju,” SungMi tersenyum lebar.
AhMi hanya berdecak kesal. Ia berjalan mendekati Key dan menerima helm yang diberikan Key padanya. Setelah AhMi duduk dan melingkarkan tangannya dipinggang Key. Mereka pergi entah kemana.
SungMi masih tersenyum puas, “Yes! Tiga hari ini aku bebas!” ucapnya senang.
Ia kembali melanjutkan perjalanannya. Tiba-tiba sirine mobil polisi terdengar jelas dan semakin keras. SungMi menutup telinganya karena mobil itu melewatinya. Setelah sedikit menjauh, ia mengusap-usap telinganya.
“Aish! Berisik sekali!” ucap SungMi kesal.
Setelah berjalan cukup jauh. Ia melihat banyak orang berkumpul didepan sebuah toko perhiasan. Disana juga ada mobil polisi yang melewatinya.
Ia mengerutkan keningnya. Berbagai kemungkinan terlintas dibenaknya. Perampokan? ia membelalakan matanya, kemudian berlari menuju kerumunan didepannya.
Toko perhiasan itu terlihat biasa, tak ada tanda bahwa telah terjadi perampokan disana, hanya saja banyak polisi didalamnya.
“Benar-benar tak dapat dipercaya, padahal para perampok itu sudah setahun tak terdengar. Sekarang mereka beraksi lagi,” ucap seorang lelaki didepan SungMi pada orang yang ada disebelah lelaki itu.
“Ya, kau benar. Mereka sangat hebat. Semua perhiasan didalam habis tak bersisa, dan mereka tak meninggalkan jejak sedikitpu,”
“Keurae? Kau tahu darimana?” tanya orang disebelahnya.
“Tadi aku mendengar pembicaraan polisi,”
Setelah puas tak sengaja mendengar informasi dari seseorang didepannya. SungMi berjalan meninggalkan tempat itu.
Entah kenapa yang ada dipikirannya sekarang adalah JaeJoong sunbae, SungMi berharap kalau perampokan ini tak ada hubungannya dengan Jaejoong sunbae.
SungMi tersadar dari lamunannya ketika seseorang yang ia kenal baru keluar dari gang kecil. Namja itu mengenakan jaket, syal, topi, dan kacamata hitam. Tapi SungMi tetap bisa mengenalinya, namja itu JaeJoong sunbae.
Dengan segera, ia berjalan mengikuti JaeJoong. JaeJoong berjalan lebih cepat, SungMi pun ikut mempercepat jalannya. Namun tiba-tiba JaeJoong berlari. Karena takut kehilangan jejak, SungMi pun berlari, tapi orang yang diikutinya sudah tak terlihat.
Saat melewati gang kecil yang jarang dilewati orang, tiba-tiba seseorang menarik tangan SungMi paksa. Masuk ke gang itu.
Orang itu memegangi kedua tangan SungMi kebelakang dengan tangan kirinya, membuat SungMi tak dapat melihat wajah orang itu. Sedangkan tangan kanannya memegang pisau yang sekarang menempel dileher SungMi.
Napas SungMi memburu. Keringat dingin mulai keluar dari pelipisnya. Ia menelan ludahnya, gugup.
“Untuk apa kau mengikutiku?” tanya orang itu. Suara yang tak asing lagi. Itu suara JaeJoong sunbae.
“A-aku,, aku hanya,” suara SungMi bergetar, ia benar-benar ketakuan.

***

“Aku pulang,” SooHyo melepas sepatunya. Tak ada orang dirumah. Jelas saja, kakaknya masih ada ekskul basket dan pasti akan pulang malam, sedangkan orangtuanya masih berada diluar kota.
Ia berlari kecil menaiki tangga menuju kamarnya yang berada dilantai dua. “SooHyo!” panggil seseorang dari atas. “Appa? Appa sudah pulang? Umma mana?” tanya SooHyo heran sekaligus senang.
“Ikut Appa, ada yang ingin Appa bicarakan,” kata Mr. Park tanpa menjawab pertanyaan SooHyo. SooHyo hanya mengikuti dari belakang. Mereka menuju ruanga kerja Mr. Park.
Mr. Park duduk disofa tunggal, disana sudah ada Mrs. Park. “Umma,” sapa SooHyo seraya tersenyum dan duduk disebelah Mrs. Park.
Terdengar suara ketukan pintu. “Masuk!” kata Mr. Park. Pintu terbuka dan masuk YooChun dengan seragam sekolah dan tas yang masih ia pegang, lalu ia duduk dikursi tunggal sebelah Mr. Park.
“Ada beberapa hal yang ingin Appa bicarakan pada kalian berdua,” ucap Mr. Park membuka pembicaraan.
“Kalian tahu kan umur Appa sudah hampir memasuki setengah abad? Dan keadaan perusahaan Appa yang semakin buruk?” sambung Mr. Park.
“Beberapa hari ini keadaan Appa kurang baik. Dan Appa ingin ada yang membantu Appa,” semua masih memerhatikan, tak ada yang berani menyela Mr. Park.
“Appa ingin mulai lusa, kau YooChun, membantu Appa diperusahaan. Kau bisa datang kekantor setelah pulang sekolah,”. YooChun hanya berdecak kesal, tapi ia juga senang karena apa yang ia inginkan selama ini terwujud juga.
“Dan SooHyo,,” perkataan Mr. Park terputus sesaat. Mrs. Park mengusap lengan SooHyo lembut seraya tersenyum pahit. SooHyo hanya membalas senyuman Ummanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang mulai muncul dibenaknya.
“Minggu ini Appa akan memperkenalkan mu dengan seorang pria,” sambung Mr. Park.
“Maksud Appa?” tanya SooHyo kaget dan bingung. Ia sama sekali tidak bisa mencerna kata-kata Mr. Park.
“Tentu saja kau dijodohkan babo!” kata YooChun menjawab semua pertanyaan yang ada dikepalanya sedari tadi.
“Perjodohan? Tapi Appa, aku,,” ujar SooHyo sedikit schok.
“Tentu saja dia tidak mau,” ucap YooChun seraya tersenyu sinis. “Apa Appa dan Umma tahu?  SooHyo, dia masih berpacaran dengan YunHo, anak berandalan itu,” sambung YooChun. SooHyo menatap YooChun tidak percaya.
“Apa itu benar SooHyo?” tanya Mr. Park. SooHyo hanya menunduk ragu.
“Jawab Appa! Apa yang dikatakan Oppa mu itu benar?” ulang Mr. Park tegas. SooHyo menjawab dengan anggukan lemah.
“Siapa yang mengizinkan mu, huh?! Kenapa kau masih berhubungan dengannya? Sudah berapa kali Appa katakan, jangan mendekatinya!”
“Tapi Appa, dia tidak melakukan hal buruk. Dia hanya,,”
“Hanya apa? Hanya berkelahi? Balapan motor? Huh? Putuskan hubunganmu dengannya! Tak ada tapi-tapian, minggu ini kau harus datang!” Mr. Park memotong perkataan SooHyo. Lalu Mr. Park keluar dari ruangan itu diikuti YooChun yang tersenyum puas.
SooHyo terus menunduk, ia benar-benar bingung apa yang harus ia lalukan selanjutnya. “Mianhae, Umma tidak bisa melakukan apa-apa. Ini sudah menjadi keputusan Appamu,” ucap Mrs. Park seraya mengusap rambut SooHyo lalu keluar dari ruangan itu.
“Aish! Masalah satu belum selesai, kenapa muncul masalah lain?! Apa yang harus aku katakan pada YunHo??”

***
Matahari mulai menunjukan sinarnya, semburat hangatnya pagi tampak dilangit timur. Seluruh manusia disebagian belahan bumi mulai melakukan aktifitasnya.
Semakin tinggi sang matahari bersinar, jalanan pun semakin dipadati para karyawan, pelajar, ataupun pedagang. Tak terkecuali Korea, negara dengan tingkat waktu kerja terpadat di dunia. Semua orang di negeri ini, terutama di kota besar seperti Seoul, sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Murid-murid Paran High School mulai berdatangan, sebagian yang sudah datang berdiam diri dikelas ataupun melakukan jadwal piketnya.
Seorang namja duduk diatas motornya dipelataran parkir. Menunngu yeojachingunya. Sesekali ia menyapa teman yang melewatinya, ataupun hanya tersenyum saat murid yeoja hunbae menyapanya.
Ia tersenyum saat orang yang ia tunggu terlihat sedang berbincang dengan saudara kembarnya.
Gadis itu berjalan melewati Key begitu saja. Kesal tak dilihat, Key berlari kecil berniat mengagetkan AhMi. Tapi langkahnya terhenti ketika ia mendengar pembicaraan AhMi dengan SungMi, saudara kembarnya.
“Aku tidak terlalu mengerti apa yang Key bicarakan, tapi rencana untuk kepala sekolah itu aku rasa memang benar,” jelas AhMi pada SungMi.
“Jadi begitu, sepertinya banyak juga yang tidak suka pada sistem kepala sekolah yang baru, tapi apa harus sampai merencanakan hal seperti itu?”
“Aku juga berpikir sepertimu. Hmm, kurasa ini belum cukup untuk bahan koran kita,”
Key mengepalkan tangannya. Kemudian ia pergi menuju kelasnya dengan perasaan kesal. Ia tak habis pikir, orang yang ia sayangi diam-diam memanfaatkan dirinya untuk urusan pribadinya.

***

“Mwo????” teriak MinHo, Onew, EunRim, dan Kirin bersamaan ketika mendengar cerita SooHyo tentang rencana appanya untuk dirinya.
“Aish! Tak usah berteriak?!” protes SooHyo menutup telingannya yang berdengung.
“Lalu kau menjawab apa?” tanya MinHo.
“Kau benar-benar akan datang hari minggu ini?” EunRim ikut bertanya.
“Apa yang akan kau katakan pada YunHo oppa?” KiRin menimpali.
“Eh, tapi tunggu, YooChun hyung benar-benar mengatakan itu?” kali ini Onew membuat semua perhatian teman-temannya tertuju padanya. Dengan cepat MinHo, KiRin, dan EunRim mengangguk setuju dengan pertanyaan Onew.
SooHyo hanya diam dengan pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari teman-temannya. Bingung harus menjawab apa. Terutama dengan pertanyaan terakhir. Kenapa YooChun oppa mengatakan itu? Ia saja baru sadar akan keanehan itu. Yang ia pikirkan sejak semalam adalah bagaimana ia mengatakan hal ini pada YunHo oppa.
Tiba-tiba saja TaeCyeon ketua club olahraga datang kekelas dan menyuruh seluruh murid untuk mengganti pakaian karena guru olahraga sudah datang. Kebetulan sekarang jadwal olahraga untuk murid-murid kelas 2.
SooHyo menghela napas lega ia tak harus menjawab pertanyaan teman-temannya untuk saat ini.
***
Huaaa~~~
akhir'a Chap 7!!
hahahaha
huft~
ayolah chingu~
yg baca jgn pelit ya~
komen bener2 dibutuhkan~~~

0 komentar:

About this blog

Moshi-moshi minna-san!
welcome to my blog ^o^/ silahkan baca jika suka!! semoga isi blog ini bermanfaat ^.^ (meski ada beberapa postingan gaje ==" hehe)

jam

Diberdayakan oleh Blogger.
hai, buat k-lovers dan j-lovers ^o^/ watasi wa isti m(_ _)m... salam kenal ya ^^

jenis cerita apa yang kamu suka?