Seperti biasa, setiap bel istirahat berbunyi dia selalu pergi ke pohon sakura di belakang gedung sekolah. Dengan topi hitam bercorak putih dan haedset yang selalu terpasang di telinganya. Untuk membaca komik, memainkan PSPnya, atau tidur seperti yang ia lalukan sekarang.
Dengan topi yang menutupi wajahnya untuk menghalangi sinar matahari, ia bersandar ke pohon sakura itu dengan lelapnya. Dan aku hanya bisa menatapnnya dari jauh, dari balik jendela.
Di Hikari High School ini dia memang anak nakal, seperti berkelahi dengan temannya, menjahili adik kelas, dan sering telat masuk kelas. Tapi prestasinya termasuk bagus dibandingkan teman-teman satu angkatannya.
Walaupun aku tidak dekat dengannya. Bagiku ia sangat tampan, baik, dan penuh perhatian. Ya, aku menyukainya, aku menyukainya sejak pertama kali aku melihatnya. Satu setengah tahun lalu.

*****

Di koridor sekolah yang sepi karena hampir seluruh murid sudah ada dikelasnya masing-masing, aku melihat seorang lelaki berjalan dengan muka yang kebingungan, seperti sedang mencari sesuatu.
Aku ingin menyapanya dan menawarkan bantuan, tapi tiba-tiba ia tersenyum, lalu berlari kecil dan memasuki suatu ruangan. Tanpa kusadari mukaku memerah, walau aku tahu senyum itu bukan tertuju padaku, aku benar-benar terpana dibuatnya. Disamping pintu kelas itu tertera sebuah papan bertuliskan ‘kelas XI-5’.
Kucoba mengintip kedalam kelas, kulihat ia membungkukkan badannya dan memperkenalkan diri “Ohayou Perkenalkan nama saya Choi SooKyo pindahan dari korea, panggil saja saya Kyo. Salam kenal,” ucapnya dengan bahasa jepang yang sedikit acak-acakan.
“Salam kenal juga,” balas semua murid di kelas itu. “mohon bantuannya ya,” Sambung Kyo sambil tersenyum dan membungkukan badannya lagi.
“Choi SooKyo ya? Nama yang bagus. Dia dari korea. Hebat, bahasa jepangnya juga lumayan,” aku tersenyum dan pergi dari sana.
Sejak saat itu aku menjadi penggemar rahasianya dan terus mencari informasi tentangnya. Sebulan setelah itu dia menjadi anggota salah satu club populer di sekolah ini, club dance, dan bahkan dia menjadi anggota utama di club itu.
Suatu sore aku melihatnya berlatih dance bersama sahabatnya KenHo. Ken adalah ketua club dance Hikari High School ini, dia sama dengan Kyo dari korea, tapi Ken lebih dulu berada di Jepang. Ken menyelesaikan latihannya lebih dulu, dan tinggallah Kyo sendiri diruangan itu.
Dia begitu serius. Tentu saja, minggu depan ada pertandingan dance antar sekolah. Keringat yang mengalir dipelipisnya tidak ia hiraukan. Tiba-tiba ia terjatuh. Aku kaget, aku ingin menolongnya tapi aku tidak berani. Dia tetap pada posisi saat ia terjatuh, lalu dia bangun dengan sedikit gontai dan melanjutkan latihannya dengan raut muka yang kesakitan.
Untuk kedua kalinya ia terjatuh, lalu ia bangun dan  berjalan dengan sedikit pincang ke sudut ruangan untuk mengambil tasnya. Ku lihat lututnya berdarah, tapi ia terus berjalan. Saat aku sadar ia akan keluar ruangan, aku langsung pergi agar ia tak menyadari kalau aku memperhatikannya terus sejak tadi.
Piala kemenangan telah dipegang oleh Hikari High School di posisi ke-2. Aku tahu, itu adalah piala pertama yang Kyo pegang di jepang. Tapi itu juga pertandingan terakhir Kyo yang disaksikan oleh ayahnya. Aku dapat kabar kalau ayah Kyo meninggal sehari setelah kemenangan itu.
Dibawah pohon sakura itu ia menundukan kepalanya diantara kedua kakinya, aku bisa lihat dari diamnya, kalau dia menangis, dia mengalami kesedihan yang sangat. Itu adalah tangisan pertama yang aku lihat darinya.
Hari terus berganti, kulihat keceriaan Kyo kembali seperti biasa, walaupun aku masih bisa lihat ada sesuatu yang berbeda darinya.
Beberapa bulan sudah lewat, dia sekarang kelas 12. Dan yang pasti ada murid baru, murid baru yang membuat Kyo salah tingkah, aku belum pernah melihat dia gugup saat didekat seorang gadis. Tapi saat didekat gadis itu, dia berbeda, senyuman dan tatapannya saat melihat gadis itu seperti sesuatu yang indah.
Ya, Kyo sedang jatuh cinta, jatuh cinta pada adik kelasnya, gadis yang beruntung itu bernama Hana. Sesuai namanya, Hana sangat cantik seperti bunga, siapapun yang ada didekatnya pasti merasa nyaman. Namun ada satu hal yang aku tidak suka dari gadis itu, dibalik parasnya yang menawan ternyata dia sangat sombong.
Untuk yang kali kedua aku melihat Kyo menangis. Dibawah pohon itu –lagi- ia bersandar dan menutupi mukanya dengan topi kesayangannya seperti yang biasa ia lakukan ketika tidur. Tapi aku tahu, dia tidak tertidur.

-1 jam yang lalu-

Sesaat setelah bel istirahat berbunyi aku melihat ia sedang berbicara dengan Hana, karena penasaran aku mendengarkan pembicaraan mereka, dan ternyata.....
“Hana apa kau mau jadi pacarku?” tanya Kyo sambil memegang tangan Hana dengan lembut.
“pacar? Maaf, tapi aku tidak tertarik pada orang yang sudah tua?! Lagipula aku dekat dengan kamu karena kamu populer disekolah. Sekarang aku sudah populer, jadi aku tidak akan dekat-dekat kamu lagi?!” ucap Hana dengan ketusnya dan langsung pergi meninggalkan Kyo sendiri yang masih terdiam, aku melihat raut muka tidak percaya dari Kyo. Lalu ia berjalan dengan gontai menuju belakang sekolah.

Kriiinngggg......
Bel tanda istirahat usai berbunyi. Tapi Kyo tetap pada posisinya, ia tidak bangun untuk masuk kekelas. Aku memberanikan diri untuk membangunkannya, tapi belum sempat aku mendekat, tangannya mengangkat topi yang menutupi wajahnya.
Melihat itu aku tersentak kaget dan langsung bersembunyi dibalik pohon sakura. Kulihat Kyo bangun dan langsung pergi, walaupun bayangan topi menutupi matanya, aku bisa lihat mata yag masih basah disana.
“kenapa dia menangis untuk gadis sombong seperti itu?” tanyaku dalam hati. “Kenapa gadis itu begitu jahat pada Kyo? Apa yang kurang dari kyo? Kalau aku jadi gadis itu, aku pasti sudah menerimanya?!” ucapku geram, tapi itu tidak mungkin, aku bukan gadis itu.

*****

“Kyo!” tiba-tiba kulihat seseorang memanggil Kyo dari kejauhan. Kyo bangun dan melihat asal suara itu, mencari tahu siapa yang memanggilnya.
“Hei, Kyo!” ucap orang itu lagi sambil tersenyum dan melambaikan tangannya saat melihat donghae melihatnya. “Ken?!” ucap Kyo sambil membalas senyuman sahabatnya itu. Senyum yang indah batinku.
“Hahh,, aku pikir kau dimana, ternyata disini?” ucap Ken.
“Tentu saja, memang kau pikir selain disini dimana?”
“Hehh,, tadi kan aku bilang tunggu aku dikantin. Bagaimana kau ini?”
“Hah? O iya, hehehe,,, maaf aku lupa. habisnya aku ngantuk banget, jadi aku langsung kesini.”
“Eh, sudah dapet surat undangan belum?”
“Surat undangan? Surat undangan apa?”
“Upacara kelulusanlah. memang apa lagi?”
“Owhh, belum. Kirain undangan ulang tahun siapa gitu.”
“Yee, pikirannya pesta mulu. Nih, tadi aku ngambil dua, takutnya kamu belum dapat,” sambil memberikan kertas pada Kyo.
“Thanks ya.”
“Iya, sama-sama.”
Kriiinngggg....
Bel tanda istirahat usai berbunyi. Mengagetkanku dan mereka yang sedang mengobrol dibawah pohon sakura itu. Lalu mereka berdiri dan pergi menjauhi pohon sakura itu menuju kelasnya.

*****

Hari ini adalah hari upacara kelulusan. Semua murid hadir dengan seragam yang rapih dan muka yang berseri-seri.
Setelah upacara selesai kulihat Kyo berjalan kebelakang sekolah, menuju pohon sakura itu. Aku menatapnya dari jauh, tapi tetap bisa mendengar apa yang ia katakan.
“hah, tak terasa sudah satu setengah tahun aku tinggal di Jepang dan bersekolah disini. Ini adalah hari terakhir aku berada di Jepang,” ucap Kyo sambil menatap pohon sakura yang sudah tua itu.
Aku melayang mendekatinya, dan sekarang aku tepat berada dibelakangnya. “hangat” ucapku, sudah lama aku tidak berada didekat manusia, ternyata rasanya sangat hangat.
“Terima kasih sudah mau menjadi pohon yang selalu menemaniku saat aku senang, bosan, ataupun sedih,” sambung Kyo, lalu ia menatap kesekeliling seakan mencari seseorang.
“apa yang tidak bisa disentuh atau dilihat bukan berarti tidak ada. Ya, aku percaya itu. Seperti angin, cahaya, ataupun... arwah,” sambungnya.
Saat mendengar perkataannya, seperti ada sesuatu yang berbeda. “apa dia menyadari kehadiranku? Apa dia tahu kalau aku selalu memperhatikannya?” pertanyaan mulai menyelimuti benakku.
Lalu tiba-tiba Kyo membalikan badannya dan berjalan menembusku menjauhi aku dan pohon sakura ini. Kuperhatikan punggung lelaki yang kukagumi itu, mulai menjauh dan tak terlihat lagi.
Aku tersenyum. Ya, itu memang benar Kyo. Sesuatu yang tidak bisa disentuh atau dilihat bukan berarti tidak ada.
Lalu aku masuk kedalam gedung sekolah yang mulai sepi dan menunggu ‘Kyo-Kyo’ lain yang menyadari kehadiranku dan mengajakku pergi.
Pohon sakura, bunga-bunga, angin temani aku ya, temani aku sampai ada Kyo-Kyo lain yang bisa aku kagumi. Atau mungkin bawa aku pergi menemui otosan dan okasan di atas sana.

~TAMAT~

kyaaa ><
hahahaha, ini cerpen pertama aku, aku bikin ini waktu kelas 10 (udah 3 tahun yang lalu itu) hehe.
aku posting tanpa editan sama sekali, jd masih real. hehe
okok, aku mau tau menurut kalian gmn? please comment ya~

don't be silent readers!!!!!!! 

0 komentar:

About this blog

Moshi-moshi minna-san!
welcome to my blog ^o^/ silahkan baca jika suka!! semoga isi blog ini bermanfaat ^.^ (meski ada beberapa postingan gaje ==" hehe)

jam

Diberdayakan oleh Blogger.
hai, buat k-lovers dan j-lovers ^o^/ watasi wa isti m(_ _)m... salam kenal ya ^^

jenis cerita apa yang kamu suka?