gk mau banyak omong ~
happy reading and don't forget to comment... ^^

Title: Troublemaker

Cast: K-Pop
- Yunho x Soohyo
- Onew x Eunrim
- Key x Ahmi
- Ryeowook x Kirin
- Siwon x Neulah
- Donghae x Neulah
- Changmin x Mingi
- Taemin x Seulsung
- Jaejoong x Sungmi
- Minho -
- Yoochun -
- n' other di chap berikutnya

Genre: Drama school, straight.

Author: Aichi_Isti *me
***

“Ayo masuk,” titah Kim songsenim kearah pintu.
Lalu seorang namja berkulit putih masuk kedalam kelas. Ia berdiri didepan kelas menghadap para murid.
“Anyeonghaeseyo, jineun Lee DongHae imnida,” ucap namja itu memperkenalkan diri seraya membungkuk.
“Aku murid pertukaran pelajar dari Mokpo, mohon bantuannya,” sambungnya dan tersenyum. Terdengar decak kagu para yeoja dikelas itu.
“DongHae, kau bisa duduk disana,” ucap Kim songsenim menunjuk salah satu bangku yang kosong dibagian belakang, tepat bersebelahan dengan bangku NeulAh.
DongHae membungkuk memberi hormat pada Kim songsenim dan berjalan ketempat duduknya.
“Baiklah, pelajaran kita lanjutkan,” Kim songsenim kembali menulis beberapa enzim dipapan tulis.
DongHae duduk dan mengeluarkan buku serta bolpoin. Ia menoleh kearah NeulAh dan tersenyum.
“DongHae,” ucapnya seraya mengulurkan tangannya.
“NeulAh,” jawab NeulAh menerima jabatan tangan DongHae.
“Kita bisa berteman kan?”
“Molla,” NeulAh tetap fokus pada pelajaran. DongHae hanya tersenyum melihatnya.

***

TaeMin melibat kedua tangan didadanya, ia membuang muka kesal.
“Appa rasa tak pantas kau bersikap seperti itu didepan appa!” ujar Mr. Lee, ia duduk dibelakang meja. Diatas meja itu ada sebuah papan kayu kecil bertuliskan ‘Kepala Sekolah’.
“Aku hanya tak suka dengan perubahan yang appa buat disekolah ini,” ucap TaeMin dingin, masih membuang mukanya.
“Perubahan yang appa buat ini untuk kita juga,”
“Untuk kita? Mungkin maksud appa untuk appa sendiri,” TaeMin berdiri, lalu ia berjalan keluar tak menggubriskan panggilan appanya.
“TaeMin?! Apapun yang kau katakan, appa akan tetap membuat sekolah ini menjadi yang seharusnya, seperti sediakala! Kau mengerti?!”

***

TaeMin membuka pintu kelas. Seluruh isi kelas menengok kearah pintu.
“Darimana kau Lee TaeMin?” tanya Shin songsenim yang baru saja akan menulis dipapan tulis itu.
“Mianhamnida senim, aku baru dari ruang UKS,” jawab TaeMin bohong.
“Hmm, baiklah, cepat kembali kebangkumu,”
TaeMin segera berjalan kebangkunya.
“Kau memang darimana? Kenapa terlambat?” tanya RyeoWook berbisik, ia yang duduk tepat disamping TaeMin.
“UKS,” TaeMin ikut berbisik agar Shin songsenim tak mendengarnya. RyeoWook hanya mengangguk mengerti. Sedangkan ChangMin hanya menoleh sekilas lalu kembali fokus pada pelajaran.
Sepanjang pelajaran pertama ini, MinGi sama sekali tidak bisa fokus. Ia terus teringat dengan kejadian tadi malam. SiWon tiba-tiba datang dan memaksa ChangMin untuk pulang. ChangMin yang tidak mau pulang marah dan berteriak pada SiWon. Ia tak habis pikir, seburuk itu kah hubungan mereka berdua?
MinGi terus memerhatikan ChangMin, ChangMin terlihat biasa, seperti tak ada masalah. Ia menghela napas, ‘Kenapa aku memikirkannya terus? Aish! MinGi, yang harus kau pikirkan adalah bagaimana caranya mendapat info darinya?!’.
Begitu juga dengan SeulSung, ia terus memerhatikan TaeMin. Sejak tadi malam ada yang aneh dengan TaeMin. Bahkan sekarang, untuk apa TaeMin keUKS? Apa ia sakit?
SeulSung menoleh kearah MinGi, ia memiringkan kepalanya. Pandangan SeulSung mengarah pada seseorang yang sedang diperhatikan MinGi.
“Kau sedang memerhatikan ChangMin?” tanya SeulSung berbisik.
“Hah? ChangMin? Ani!”
“Jinja??”
“Aish! SeulSung!”
“Sudahlah. Mengaku saja. Memang apa saja yang kau lakukan tadi malam bersamanya?”
“Aku sudah menceritakannya kan?”
“Hmm, aku rasa,, belum. hihihi”
Merasa kesal, MinGi menatap SeulSung untuk menyuruhnya diam.

***

Pukul 10 tepat, waktu istirahat tiba. Seluruh murid keluar dari kelas mereka masing-masing. Kebanyakan dari mereka pergi kekantin dan lapangan. Sebagian lagi memutuskan tetap berada didalam kelas hanya untuk sekedar berbincang bersama teman atau mengerjakan tugas yang belum selesai.
Beberapa murid kelas 2-3 keluar dari lab kimia menuju kelas. SooHyo, KiRin, dan MinHo masih berada didalam lab karena mendapat tugas membereskan lab itu beserta beberapa murid yang lain.
Sementara itu, Onew segera berlari menyusul EunRim yang sudah berjalan lebih dulu menuju kelasnya.
Sesampainya dikelas, Onew melihat EunRim yang sedang berdiri disamping jendela memerhatikan suasana dilapangan.
Onew berjalan mendekati EunRim dan berdiri disampingnya ikut menatap keluar jendela.
EunRim yang menyadari kehadiran Onew menoleh lalu tersenyum, ia kembali menatap kearah lapangan. Disana beberapa murid namja sunbae sedang tanding basket dengan hunbae mereka. Diiringi dengan teriakan para yeoja yang menonton mereka.
“Kau masih marah?” tanya Onew tiba-tiba.
“Hah? Marah? Marah kenapa?” EunRim balik bertanya, bingung.
“Soal kemarin?”
“Kemarin? Soal apa?”
“Eh? Aniya,”
Selama beberapa saat terjadi keheningan diantara mereka. Tak ada yang memulai pembicaraan. Onew menghela napas, berat. Ia berbalik dan berjalan. Belum jauh, EunRim memanggil Onew. Onew menoleh, ditemukannya EunRim yang sedang menatapnya dan tersenyum manis.
“Aku, hmm,” EunRim terlihat ragu. “Ya, jawabanku ya,” ucapnya yakin, “Gomawo,” sambungnya.
Onew membelalakan matanya terkejut. Sedetik kemudian ia tersenyum senang dan mengangguk. “Cheonmaneyo, aku sangat senang,” ucapnya.

***

Suasana sepi terasa dikelas 2-1, seluruh murid ada dilapangan karena namja kelas itu sedang tanding basket dengan sunbae mereka. Dikelas ini hanya tersisa dua orang.
Seorang dari mereka hanya duduk memainkan ponselnya dengan perasaan bosan, sedangkan seorang lagi memang tidak tahu harus melakukan apa.
“Hmm, NeulAh kau tidak ikut kelapangan?” tanya DongHae. NeulAh tetap diam, masih memainkan ponselnya.
“Ani,” jawab NeulAh akhirnya.
“Huft, i’m bored,” ucap DongHae yang menatap langit-langit. Ia tersenyum seperti mendapatkan ide lalu menoleh kearah NeulAh, “Hmm, kau mau menemaniku keliling sekolah tidak?”
“Keliling sekolah ini?”
“Ne, tadi pagi aku belum sempat berkeliling,”
“Kenapa harus aku? Kau kan bisa minta antar ketua kelas,”
“Ya! Ayolah NeulAh. Disekolah ini kan aku hanya mengenalmu,”
“Hmm, baiklah, baiklah,” ucap NeulAh menyerah.
Mereka berjalan bersama mengelilingi sekolah. Dengan enggan NeulAh menjelaskan setiap ruangan yang mereka lewati. Sesekali DongHae menanggapi dengan sedikit lelucon yang ternyata sedikit demi sedikit mampu membuat NeulAh tersenyum. Menghilangkan kekakuan diantara mereka.
“Kau tahu, disekolahku yang dulu tak ada yang berani masuk keruang UKS,” ujar DongHae seraya memasang wajah horor.
“JinJa? Waeyo?”
“Ada rumor menyebutkan, diruangan itu ada penunggunya, dan penunggunya itu sangat menyeramkan,”
“Penunggu? Kau pernah melihatnya?” tanya NeulAh, mereka berjalan kembali kekelas.
“Ya, penunggu. Dan kau tahu siapa yang menunggu ruangan itu?”
“Aish, tentu saja aku tidak tahu, aku kan baru mendengarnya darimu. Memang siapa?”
“Seorang perempuan, ia selalu menggunakan pakaian putih, seperti seragam, rambutnya terurai panjang, ia adalah,” DongHae diam sesaat agar membuat NeulAh penasaran. “Songsenim,” lanjut DongHae dengan nada enteng.
NeulAh melongo, bingung dengan jawaban DongHae. “Aish! Kau berusaha menjahiliku ya?!” ucap NeulAh sedikit merajuk. DongHae hanya tertawa melihat wajah NeulAh.
SiWon yang baru saja keluar dari ruang guru melihat NeulAh yang berjalan bersama DongHae.
“NeulAh!” panggil SiWon. Merasa seseorang memanggilnya, NeulAh berbalik, lalu diikuti dengan dongHae.
“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya SiWon menatap NeulAh tajam, ia berjalan mendekati mereka.
“Aku,,” belum selesai NeulAh bicara, SiWon menggenggan tangan NeulAh kuat sehingga membuat NeulAh meringis kesakitan. Lalu ia menarik NeulAh paksa.
DongHae hanya menatap kepergian mereka dengan pertanyaan yang mulai muncul dikepalanya. Ia menghela napas lelah. Akhirnya ia memutuskan kembali kekelas sendirian.
Saat akan menaiki tangga, seorang yeoja melewatinya, seseorang yang ia kenal. Ia mengerutkan keningnya, lalu mengejar yeoja itu.
“Hey! Wait!” panggil DongHae pada Yeoja itu.
Merasa dipanggil seseorang, SooHyo menoleh kebelakang, mencari siapa yang memanggilnya.
DongHae berhenti tepat didepan SooHyo, SooHyo mengerutkan keningnya.
“Apa aku mengenalmu?” tanya SooHyo bingung.
“Aniya, kau memang tidak mengenalku. Tapi aku mengenalmu. Kau adik YooChun hyung kan?”
SooHyo membelalakan matanya. Ia menarik DongHae ketempat yang cukup sepi.
“Ya! What’s wrong?” protes DongHae.
“Kau tahu darimana aku adik YooChun oppa?”
“Hey, slow down girl! Tentu aku tahu,” ucap DongHae, ia mengulurkan tangannya, “Lee DongHae imnida.”
SooHyo terdiam sesaat, ia seperti mengingat sesuatu. Sedetik kemudian ia tersenyum dan membalas uluran tangan DongHae, “SooHyo.”
“Jadi kau DongHae, penerus Corp Lee?” sambung SooHyo.
“Bingo,”
“Kau belum menjawab pertanyaanku?! Kenapa kau bisa tahu aku adik YooChun oppa? Kita kan belum pernah bertemu?”
“Kita memang belum pernah bertemu, tapi aku pernah melihatmu saat aku sedang bersama YooChun hyung,”
“Bersama YooChun oppa? Kapan? Bukankah kau bersekolah di New York?” selidik SooHyo. “Tunggu! Kenapa kau bisa disini? Memakai seragam sekolah ini juga? Apa kau?” sambung SooHyo bingung.
“Kau benar lagi, aku memang bersekolah disini sekarang. Appaku khawatir aku tak bisa diawasi, padahal aku sudah lima tahun di New York. Hmm, sudahlah, lagipula jika aku disini aku bisa lebih mudah mempelajari perusahaan appaku,”
“Owh, begitu. Kau masuk kelas mana?”
“Kelas 2-1. Kau sendiri?”
“Aku kelas 2-3. Oh iya, soal aku adik yooChun oppa. Hmm, tolong jangan bicarakan hal itu lagi ya?! Disekolah ini tak ada yang tahu aku adik dari seorang Park YooChun,”
“Mwo? Tak ada yang tahu? Bagaimana bisa?”
“Aku juga tidak tahu ini berawal darimana. Tapi YooChun oppa juga memintaku agar tidak memberitahu siapapun soal ini, kau juga ya?”
“Hmm, walaupun sedikit aneh, tapi baiklah. Kau sendiri sebagai dongsaeng kenapa mau melakukannya?”
“Karena aku dongsaeng yang baik,” SooHyo tersenyum getir, ‘Dongsaeng yang baik? Tidak akrab, bahkan mencurigai oppanya, apa aku dongsaeng yang baik? Kuharap memang begitu.’
“Ah, sudahlah aku harus kembali kekelasku,” lanjut SooHyo, ia berbalik dan melambaikan tangannya.
“Ok, bye,” DongHae balas melambaikan tangannya.

***

“Aku tak apa-apa SeulSung,” TaeMin tersenyum meyakinkan.
“Lalu kenapa tadi kau ke UKS?”
“Harus kukatakan berapa kali agar kau percaya? Tadi aku membantu hunbae yang pingsan, kebetulan aku ada didekat hunbae itu, lagipula aku tidak sendiri,” TaeMin terlihat bosan.
MinGi menatap SeulSung menyuruhnya agar lebih cepat. Ia duduk sedikit lebih jauh dari SulSung. Kemudian ia menoleh kembali kearah ChangMin dan RyeoWook yang memang sedang berbincang dengannya. Dikelas ini hanya tinggal mereka berlima saja. Semua murid sudah tak ada, karena sekolah telah usai.
“Sudah sana. Sepertinya MinGi sudah tidak sabar,” lanjut TaeMin
“Huft, baiklah,”
“Nanti ku jemput diruang club mu,”
“Ne, aku tunggu,” SeulSung berdiri dan berjalan kearah MinGi. MinGi pun ikut berdiri dan berjalan disamping SeulSung. Sebelum mereka keluar, MinGi melayangkan senyumnya pada ChangMin.

***
 
gk mau banyak omong jg~
lg badmood~~~  =="
ok,
gomawo yang udah mau baca, apalagi udah mau komen~

0 komentar:

About this blog

Moshi-moshi minna-san!
welcome to my blog ^o^/ silahkan baca jika suka!! semoga isi blog ini bermanfaat ^.^ (meski ada beberapa postingan gaje ==" hehe)

jam

Diberdayakan oleh Blogger.
hai, buat k-lovers dan j-lovers ^o^/ watasi wa isti m(_ _)m... salam kenal ya ^^

jenis cerita apa yang kamu suka?