hah~ aku udh gak tau mau ngomong apa..
ok, langsung aja ya~
happy reading and don't forget to comment...
^^

Title: Troublemaker

Cast: K-Pop
- Yunho x Soohyo
- Onew x Eunrim
- Key x Ahmi
- Ryeowook x Kirin
- Siwon x Neulah
- Changmin x Mingi
- Taemin x Seulsung
- Jaejoong x Sungmi
- Minho -
- Yoochun -
- n' other di chap berikutnya

Genre: Drama school, straight.

Author: Aichi_Isti *me
 
 ***
Hari ini perpustakaan sekolah tidak begitu ramai. Kesempatan ini dipakai oleh club koran sekolah. Mereka berkumpul disalah satu meja didalam perpustakaan itu.
“Jadi begitu? Hmm, susah juga,” komentar MinGi setelah mendengar penjelasan SeulSung.
“Kesempatan kita masih sedikit,” timpal SeulSung.
“Dua hari ini JaeJoong sunbae tidak ada disekolah, jadi aku tidak bisa melakukan apa-apa,” kata SungMi memberi penjelasan.
“Lalu bagaimana dengan mu?” tanya SeulSung pada AhMi.
“Sulit,” jawab AhMi singkat.
“Kau sendiri bagaimana?” AhMi balik bertanya pasa MinGi.
MinGi tersenyum, tiba-tiba pandangannya tertuju pada seseorang yang sedang menyusuri rak-rak buku. Ketiga temannya mengikuti arah pandangan MinGi.
“RyeoWook?” tanya SungMi tidak mengerti pada MinGi.
“Sebentar,” SeulSung berdiri lalu berjalan kearah RyeoWook. Yang lain hanya memerhatikan dari meja.
SeulSung menepuk pundak RyeoWook. RyeoWook menengok lalu tersenyum.
“Kau sendiri?” tanya SeulSung.
“Ya, begitulah,” jawab RyeoWook. Ia mengambil sebuah buku sastra.
“Tidak biasanya. Yang lain mana?”
“Siapa? TaeMin? ChangMin?”
“Emm, TaeMin,”
“Dia dikantin, sepertinya,”
“Kalau ChangMin?”
“Dikantin,”
“Lho? Kalau sama-sama dikantin kenapa tidak dijawab sekalian?”
“Kenapa kau tidak bilang dua-duanya?”
“Hmm, itu,”
“Kalau mau bertanya TaeMin bilang saja. Tidak usah bertanya ChangMin,” ledek RyeoWook.
SeulSung gelagapan, ia mengambil sebuah buku sastra. “Aku duluan ya,” SeulSung berjalan menuju mejanya. RyeoWook hanya geleng-geleng kepala. Kemudian dia pergi mencari meja kosong untuk tempatnya membaca.
“Bagaimana?” tanya MinGi setelh SeulSung duduk kembali dikursinya.
“ChangMin dan TaeMin dikantin,”
“Hmm, baiklah kalau begitu,” MinGi berdiri lalu berjalan keluar perpustakaan.
“Tolong kembalikan buku ini ya,” ucap SeulSung seraya menyerahkan buku yang baru ia ambil. Lalu SeulSung berjalan menyusul MinGi.
SungMi dan AhMi saling berpandangan. “Apa yang mereka akan lakukan?” tanya AhMi bingung.
“Mollayo,” SungMi mengangkat bahunya.
“Kenapa kau tak mengatakannya?” SungMi kembali betanya.
“Apa?”
“Yang tadi malam,”
“Masih terlalu awal,” AhMi berdiri dan berjalan menyimpan kembali buku dari SeulSung. SungMi mengikutinya dari belakang. “Kau sendiri? Kenapa kau tak mengatakannya?” AhMi balik bertanya.
“Percuma, tak ada hasil. Bahkan aku tidak mengerti apa yang JaeJoong dan YunHo sunbae bicarakan,”
AhMi berbalik dan tersenyum penuh kemenangan. SungMi membelalakan matanya, menyadari sesuatu.
“Paling tidak aku melakukannya dengan sengaja. Kau kan tidak sengaja,” SungMi membela dirinya.
“Sudahlah, yang namanya kalah tetap saja kalah,” ujar AhMi seraya mengibas-ngibaskan tangannya.

***

“Kau harus melakukan ini. Ini demi kita chagy,” SiWon membenarkan poni NeulAh yang menghalangi matanya.
“Harus kah? Tapi tugasku kan hanya,,”
“Sstt,, sstt,,” SiWon menempelkan telunjuknya dibibir NeulAh, meminta NeulAh untuk tidak berkomentar.
NeulAh terus berlari menuruni tangga. Perkataan SiWon terus terbayang dibenaknya. Ia benar-benar ragu, apakah ia harus melakukannya? Tapi tak ada pilihan lain. Ia harus melakukan itu. Demi dirinya dan demi SiWon.

***

KiRin menyekat keringat didahinya. Hari ini sangat panas. Ia bersandar kekursinya dan menatap langit-langit kelas. Tidak biasanya Shin songsenim tak datang, dan sekarang kelas jadi sangat ramai karena tak ada guru.
KiRin menghembuskan napasnya bosan membuat pipinya mengembung. Ia melirik teman-temannya, berharap ada yang mau menemaninya pergi kekantin membeli minuman.
Ia melihat SooHyo, didepannya SooHyo sedang sibuk menelepon seseorang. Kalau sudah begitu SooHyo tak’kan mau diganggu. Pandangannya beralih pada EunRim, dilihatnya EunRim membaca novel dengan serius. Bisa saja ia mengajak EunRim, tapi saat jam pelajaran seperti ini ia tak’kan mau keluar kelas.
Kemudian KiRin melirik kursi MinHo dan Onew. Mereka sudah tidak ada ditempatnya. KiRin mengedarkan pandangannya mencari kedua namja itu. Lalu ia menemukan MinHo dan Onew sedang berkumpul dengan murid namja yang lain. Disana sangat ramai, entah meributkan apa. Akhirnya KiRin memutuskan untuk keluar kelas sendiri.
“Kau mau kemana?” sebuah suara menghentikan langkah KiRin. Kirin berbalik dan menemukan YongHwa sang ketua kelas berdiri dibelakangnya.
“Eh, aku mau cari angin sebentar, disini panas,” jawab KiRin seraya mengusap belakang lehernya.
“Hmm, kalau begitu sekalian kekantin saja. Tolong belikan aku minuman,” titahnya memberikan selembar uang kertas.
KiRin mengangguk lalu mengambil uang itu dari tangan YongHwa. Ia berbalik dan kembali berjalan keluar kelas.
diluar kelas ia mengamati uang kertas itu, lalu mendengus kesal. “Hah! Seenaknya saja dia menyuruhku membelikannya minuman. Kalau bukan karena dia ketua kelas, aku tak’kan mau melakukannya,” KiRin terus menggerutu sepanjang koridor.
“KiRin!!” panggil seseorang. Ia berhenti dan menengok kebelakang. Dilihatnya NeulAh berlari kearahnya. KiRin memiringkan kepalanya bingung, lalu ia memasukan uang yang ia pegang kesakunya.
“KiRin,, hosh, hosh, boleh aku meminta,, hosh, hosh, bantuanmu?” tanya NeulAh masih terengah-engah.
“Bantuan? Bantuan apa?” tanya KiRin heran.
“Emm, ayo ikut aku. Kita bicarakan ditempat lain,” ajak NeulAh, sekarang napasnya sudah normal kembali.
NeulAh menarik tangan kiri KiRin. Tapi tiba-tiba ada yang manahan tangan kanan KiRin. KiRin menoleh ketangannya. Dilihatnya RyeoWook yang menahannya.
KiRin menatap tangannya tidak percaya. Sedangkan NeulAh menatap RyeoWook kaget.
“KiRin kau bilang mau bertemu denganku?! Kenapa lama sekali?” RyeoWook berkata dengan kesal.
“Tapi aku ada keperluan dengannya?!” NeulAh tetap tak melepas tangan kiri KiRin.
“Tapi dia sudah lebih dulu memiliki janji denganku!” ucap RyeoWook tak mau kalah.
KiRin hanya melongo melihat perdebatan ini. Tak mengerti kenapa NeulAh begitu keras pada pendiriannya. Dan tidak mengerti kenapa tiba-tiba RyeoWook berkata seperti itu. Kapan ia pernah mengajak RyeoWook untuk bertemu. Untuk sekedar menyapa saja KiRin tidak berani, apalagi mengajak bertemu.
NeulAh menyerah, ia melepaskan tangan KiRin, lalu pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.
Kali ini tangan kanan KiRin yang ditarik oleh RyeoWook.
RyeoWook terus menarik tangan KiRin. Setelah cukup jauh dari sana, RyeoWook melepaskan tangan KiRin.
“Mianhae, tadi aku tidak bermaksud,” RyeoWook mengatupkan tangannya.
“Gwe-gwenchana. Tapi memang sebenarnya ada apa?”
“Aniya. Kau sedang apa disini? Sekarang kan jam pelajaran,”
“Eh, aku hanya sedang cari angin. Dikelas sangat panas. Kau sendiri?”
Aku? Aku baru dari ruang guru. Hmm, karena sekarang sangat panas, gimana kalau kamu temani aku kekantin?” tanya Ryeowook mengalihkan pembicaraan.
“Hah? Bo-boleh,”
Akhirnya mereka pergi kekantin bersama. Dikantin RyeoWook dan KiRin membeli minuman kaleng.
KiRin mengingat YongHwa meminta dibelikan minuman. Kemudian ia memesan kembali satu minuman kaleng. Saat akan membayar, tangan KiRin ditahan oleh RyeoWook.
“Biar aku saja,” ucap RyeoWook, lalu ia menyodorkan sejumlah uang pada pemilik kantin.
“Kamsahamnida,” KiRin membungkukan tubuhnya berterimakasih.
RyeoWook tersenyum dan berkata “Baiklah, aku kekelas duluan ya,”, lalu ia pergi meninggalkan KiRin yang masih menatapnya.
KiRin menatap kedua minuman kaleng yang dibelikan oleh RyeoWook. Ia menimbang-nimbang minuman kalengnya, ‘Enak saja dia kuberi minuman dari RyeoWook. Lebih baik kuberikan yang baru. Dan yang dari RyeoWook hanya untukku’, ia pun tersenyum
KiRin kembali mengeluarkan uang yang diberikan oleh YongHwa. “Minuman botolnya satu lagi,” ucapnya pada pemilik kantin. Ia memberikan uang kertas itu dan menerima minuman kalengnya.

***

SooHyo berdiri dan berjalan kedekat jendela, sedikit menjauh dari keributan yang dibuat oleh murid-murid namja yang ada ditengah kelas.
“Mungkin itu bisa berhasil,” ujar SooHyo. Ponselnya masih setia melekat ditelinga kanannya.
SooHyo menatap keluar jendela. Dibawah dia melihat kakaknya sedang berbincang-bincang dengan pengurus sekolah. Ia mengerutkan keningnya, sebenarnya apa yang kakaknya lakukan.
“Ah, ne. Itu bisa aku atur,” jawab SooHyo setelah mendengarkan penjelasan seseorang diujung telepon.
Sementara itu kegaduhan ditengah kelas semakin terdengar. Onew menggaruk kepalanya dan tersenyum pasrah. Sedangkan MinHo hanya menepuk-nepuk bahu Onew.
Onew keluar dari kerumunan dan berjalan kearah EunRim yang masih serius membaca. Bersamaan dengan itu SooHyo membalikan tubuhnya dan bersandar pada dinding. Meskipun mendengarkan seseorang ditelepon tapi matanya langsung memerhatikan Onew.
Onew semakin mendekati EunRim, lalu ia berdiri tepat didepan EunRim. Menyadari ada seseorang didepannya, EunRim refleks mendongakkan kepalanya.
Tiba-tiba Onew membungkuk dan mendekatkan kepalanya pada kepala EunRim. Lalu ia berhenti tepat didepan telinga EunRim.
Entah bagaimana beberapa saat ruangan kelas begitu hening. KiRin yang baru masuk kedalam kelaspun langsung diam mematung melihat adegan Onew.
Onew menarik kepalanya, ia tersenyum lalu kembali kekerumunan murid namja. EunRim hanya melongo, tersirat jelas tidak percaya diwajahnya dengan apa yang Onew katakan barusan padanya.
Setelah Onew sampai ditengah-tengah teman-temannya itu, ruangan kembali gaduh. EunRim hanya tertunduk mematung. SooHyo dan KiRin yang melihatnya segera menghampiri EunRim.
“Kau kenapa? Apa yang dikatakan Onew?” tanya KiRin khawatir.
SooHyo berjongkok agar ia bisa melihat muka EunRim dengan jelas. Lalu ia mendongakkan kepalanya dan tersenyum pada KiRin. Senyuman yang menyeramkan, menurut KiRin. KiRin hanya memasang wajah bingung, seakan-akan berkata ‘apa? Ada apa? Dia kenapa? Kenapa menatapku begitu?’.
Ekspresi SooHyo berubah jadi seperti sedang marah. Ia berdiri dan menatap kerumunan namja dengan tajam.
KiRin yang bingung akhirnya berjongkok melihat apa yang terjadi pada EunRim. Lalu ia tersenyum jahil dan ikut berdiri dengan eksprei marah.
“Ya! Lee JinKi! Apa yang kau katakan pada EunRim, huh?!” perkataan SooHyo membuat seluruh perhatian dikelas itu tertuju padanya.
“Lihat apa yang kau perbuat?!” ujar SooHyo yang tangannya menunjuk pada EunRim.
“Memang kena,,”
“Ehem, ehem,” perkataan Onew terhenti oleh Min songsenim –guru bahasa inggris- yang baru datang.
Semua murid kembali ke bangku masing-masing. “Good afternoon students,” sapa Min songsenim. “Good afternoon,” jawab seluruh murid.
Sebelum Min songsenim menulis dipapan tulis, EunRim mengangkat tangannya.
“Sir, may i go to the toilet?” tanya EunRim masih menunduk. Min songsenim mengangguk seraya berkata, “Ten minute,”.
EunRim berdiri dan berjalan keluar kelas masih dengan menundukan kepalanya. Onew memerhatikan EunRim, terlihat jelas diwajah Onew bahwa ia merasa bersalah.
Min songsenim menulis sesuatu dipapan tulis, lalu ia duduk dimejanya. Sedangkan murid-murid segera mengerjakan apa yang ditulis dipapan tulis. Mereka membuat kelompok diskusi beranggotakan lima orang.
Lima menit kemudian EunRim datang dan melihat perintah dipapan tulis. Ia berjalan menuju kelompoknya.
Wajah EunRim basah, terlihat bahwa ia telah membasuh wajahnya. Onew terus memerhatikan EunRim, sehingga membuat EunRim bingung.
“Waeyo?” tanya EunRim.
“Seharusnya aku yang bertanya. Kau kenapa?” Onew malah balik bertanya.
“Tanyakan saja pada mereka berdua, hihihi,” ucap EunRim menunjuk SooHyo dan KiRin yang terus terkekeh geli.

***

hah~ beneran males nie, ok aku bnr2 gk akan byk ngomong..

gomawo yang udah mau baca, apalagi udah mau komen~ 

0 komentar:

About this blog

Moshi-moshi minna-san!
welcome to my blog ^o^/ silahkan baca jika suka!! semoga isi blog ini bermanfaat ^.^ (meski ada beberapa postingan gaje ==" hehe)

jam

Diberdayakan oleh Blogger.
hai, buat k-lovers dan j-lovers ^o^/ watasi wa isti m(_ _)m... salam kenal ya ^^

jenis cerita apa yang kamu suka?