nie dia fanfic pertama ku ><
hehe, sebuah fanfic nan panjang n gaje. fanfic straight, jd pasti ada cwe'a. cwe'a bkn dr k-pop, alias imajinasi ndiri. hehe. anggap aja cwe2 itu kalian. happy reading ^^. n don't forget to comment...


Title: Troublemaker

Cast: K-Pop
- Yunho x Soohyo
- Minho -
- Onew x Eunrim
- Yoochun -
- Key x Ahmi
- Ryeowook x Kirin
- Siwon x Neulah
- n' other di chap berikutnya

Genre: Drama school (maybe), straight.

Author: Aichi_Isti *me

***

SooHyo terus berlari menuruni tangga lalu berbelok kekiri dan berhenti tepat didepan ruang Kepala Sekolah. Dengan ragu ia mengangkat tangan bermaksud mengetuk pintu. Belum sempat ia mengetuk, seorang namja keluar dari ruangan itu, namja itu melirik SooHyo sekilas lalu berjalan dengan tangan dimasukan kekantung celananya. SooHyo berlari kecil berusaha mengimbangi langkah namja itu.
“Apa yang KepSek katakan?” tanya SooHyo, namja itu terus berjalan tanpa menjawab pertanyaan SooHyo. “Ya!!! YunHo oppa jawab aku!!! Kau tidak di skors lagi kan???” tanya SooHyo sedikit berteriak kepada namja yang ternyata bernama Yunho itu.
“Chagy tidak usah berteriak seperti itu. Bukankah ini sudah biasa, lagupula aku hanya di skors 2 hari,” jawab Yunho tenang.
“Hmm, 2 hari ya? Lalu bagaimana dengan JaeJoong oppa?” tanya SooHyo penasaran.
“Sama seperti aku, 2 hari,” ujar YunHo lalu berhenti dan berbalik menghadap SooHyo. SooHyo hanya mengangguk tanda mengerti.
“Wae?” YunHo memegang pipi SooHyo lembut, “Kau takut rindu padaku?” tanya YunHo, “Kalau begitu besok kau ikut aku saja pergi,” lanjut YunHo menggandeng tangan SooHyo dan mengajaknya terus berjalan menuju kantin.
“Maksudmu, besok aku bolos?” ujar Soohyo dengan nada sedikit menyindir.
“Hahaha, kau ini, punya namjachingu sepertiku tapi tidak mau ikutan,” YunHo mengacak rambut SooHyo dengan tangan kirinya yang bebas. SooHyo hanya tersenyum sambil memeletkan lidahnya.

***

“Sekarang kemana dia? Tiba-tiba pergi begitu saja!” MinHo bergerutu kesal. Tentu ia khawatir, SooHyo tiba-tiba pergi begitu saja meninggalkan sahabat-sahabatnya itu saat mereka berlima –dirinya, SooHyo, Onew, KiRin, dan EunRim– berkumpul membicarakan rencana liburan musim panas mereka.
“Sudahlah, dia kan memang seperti itu,” ujar Onew bermaksud menenangkan.
“Aish! Kalian benar-benar tidak peka. Sudah jelas tadi anak-anak yeoja dibelakang kita membicarakan tentang YunHo oppa yang dipanggil KepSek dengan SENGAJA,” ucap KiRin dengan menekan kata terakhirnya.
“Nde?? Apalagi yang anak itu perbuat?” tanya MinHo heran. Dia tidak habis pikir, kenapa seorang SooHyo bisa suka dengan anak berandalan seperti YunHo.
“Emm, sepertinya aku tahu masalah itu,” MinHo, Onew, dan KiRin menatap EunRim kaget yang tiba-tiba bersuara mengetahui sesuatu. “Jangan menatapku seperti itu. Aku tahu karena kebetulan aku melihatnya, kemarin saat pulang les aku melihat YunHo oppa sedang berkelahi dengan 3 orang yang sepertinya akan merampok nenek tua,” lanjut EunRim.
“Jinja? Kenapa kau tidak mengatakannya pada kami?” tanya MinHo, “Lalu kenapa dia dipanggil KepSek?” timpal Onew.
“Mian, aku pikir itu hal yang biasa untuk YunHo oppa. Lagipula dia kan menolong orang, jadi tidak akan terjadi masalah.” jelas EunRim. MinHo mendesah pelan mendengar penjelasan EunRim.
“Ya! MinHo! Tenang saja. SooHyo bukan tipe orang yang mudah terbawa, dia terlalu keras kepala untuk itu. Lagipula sikap YunHo oppa pada SooHyo itu berbeda, tidak seperti pada orang lain, bahkan pada JaeJoong oppa sahabatnya sendiri,” ujar KiRin kesal dengan sikap MinHo yang berlebihan. Jelas saja, meskipun MinHo dan SooHyo sudah bersahabat sejak kecil tapi MinHo selalu bersikap seakan-akan dia baru mengenal SooHyo.
“Ah sudah, daripada kita berdebat ditengah jalan seperti ini, sebaiknya kita kekelas,” ajak EunRim yang diikuti anggukan dari Onew.
“Lalu bagaimana dengan SooHyo?” ucap MinHo yang masih khawatir.
“Paling sedang bersama YunHo hyung,” ucap Onew santai, “Nanti kalau bel masuk berbunyi juga dia datang kekelas,” lanjutnya.
Akhirnya mereka memutuskan menunggu SooHyo dikelas. Sementara itu tidak terlalu jauh dari sana seseorang sedang memerhatikan dan tersenyum sinis mendengar pembicaraan mereka.
“YooChun hyung apa yang sedang kau lakukan disini?” tiba-tiba Key sang waket osis mengagetkannya. “Eh? a-ani, aniyo. Aku hanya mau kekelas,” ucap Yoochun sebiasa mungkin terlihat cuek. Mendengar jawaban dari YooChun, Key hanya ber’oh’ ria. Sebelum Key bertanya lagi YooChun segera pergi sembari menggerutu seakan-akan ia sedang mencari seseorang.
“Ya! Key-ssi! Rupanya kau disini?”
Key berbalik melihat siapa yang memanggilnya. “NeulAh, ada apa?” tanya Key bingung.
“Palli! Rapat sudah mau dimulai. Kau malah santai-santai disini,” hujat NeulAh.
“Aish! Ne,,ne..” Key berjalan mengikuti dibelakang NeulAh dengan malas.

***

Berulangkali SeulSung membolak-balik buku catatan ditangannya itu, ia membaca setiap tulisan yang ada disana, raut mukanya berubah bosan, ia menghela napas lalu menyimpan buku itu diatas meja.
“MinGi-ah, ottokhae? Minggu ini benar-benar tak ada berita bagus. Kita tidak punya bahan untuk koran kita,” ucap SeulSung pada yeoja yang sedang sibuk membrowsing sesuatu dilaptopnya.
Yeoja yang dipanggil MinGi itu menoleh sekilas lalu kembali menekuni laptopnya, “Ya mau bagaimana lagi, memang tak ada yang menarik minggu ini. Sedangkan berita baru yang ku tahu hanya 2 berandalan itu kembali dipanggil KepSek, kalau tidak salah mereka di skors err,, 2 hari.”.
“Hahh, itu sudah terlalu biasa,” SeulSung terlihat kecewa. Ia kembali mengecek kembali catatannya, takut-takut ada yang ia lewatkan.
Terdengar suara langkah kaki dan candaan ringan mendekat keruangan club itu. SeulSung mendongakkan kepalanya melihat siapa yang datang. Pintu terbuka dan masuk dua yeoja kembar.
“Ya! AhMi, SungMi, kalian dapat berita tidak?” tanya SeulSung penuh harap.
“Ah, mianhae, kami tidak dapat berita menarik,” jawab AhMi yang duduk disebelah MinGi, lalu ikut mengamati laptop MinGi.
“Kami hanya dapat berita tentang YunHo sunbae dan JaeJoong sunbae yang di skors,” tambah SungMi, ia duduk disebelah SeulSung lalu mengambil buku kecil dari dalam tasnya dan mengecek apa yang ia dapatkan.
“Tapi,,,” ucapannya terputus, masih serius membaca catatannya. Merasa menarik, ketiga orang yang ada dalam ruangan itu langsung memerhatikan SungMi, bahkan MinGi yang sedari tadi serius dengan laptopnya.
“Sepertinya masalah mereka berdua berbeda,” sambung SungMi menutup bukunya lalu menatap ketiga orang dihadapannya serius.
“Jinja? Kenapa aku tidak tahu?” tanya AhMi merasa ketinggalan informasi, padahal seharian ini mereka terus bersama.
“Tadi, saat kembali dari kamar mandi aku tidak sengaja mendengar pembicaraan EunRim dan sahabat-sahabatnya. Dia bilang kalau YunHo sunbae berkelahi, tapi dia tidak bersama JaeJoong sunbae. Itu berarti JaeJoong sunbae punya masalah berbeda yang tidak diketahui oleh orang lain,” jawab SungMi masih serius.
“Kalau begitu, SungMi kau cari info tentang ini. Dan AhMi kau cari berita tentang osis, aku merasa ada sesuatu yang,, aneh,” perintah MinGi, yakin.
“Mwo? Naega? Kenapa harus aku?” tanya AhMi dan SungMi bersamaan.
“Aneh? Apanya yang aneh?” tanya SeulSung heran, darimana MinGi punya pikiran seperti itu, bukankah sejak tadi ia hanya duduk didepan laptopnya dan membrowsing sesuatu. ‘Ah, browsing’ SeulSung sekarang mengerti apa yang sedari tadi MinGi lakukan, ia kembali mengecek catatannya lalu tersenyum puas, ‘Ternyata sejak tadi memang ada yang aku lewatkan’ batin SeulSung.
“Kenapa harus aku yang mencaritahu tentang masalah JaeJoong sunbae? Kenapa tidak AhMi saja? Jadi aku yang mencari info tentang osis,” protes SungMi.
“Ne, dia saja yang mencari info tentang osis,” AhMi menyetujui, ‘kalau aku yang memata-matai osis apa jadinya? Bisa berabe’ batin AhMi.
“Sudahlah, kerjakan saja. Lagipula yang tahu soal masalah ini kan kau SungMi? Dan AhMi, sepertinya kau akan mudah dekat dengan salah satu anggota osis, right?” ujar SeulSung semangat.
“Lalu bagaimana denganmu SeulSung?” tanya AhMi masih dengan nada ‘protes’nya.
“Naega? Ada hal penting yang harus aku kerjakan. Kalian cepat selesaikan ya,” ucap SeulSung sembari berdiri dan membereskan barang-barangnya kedalam tas, “Ok, aku duluan ya,” sambungnya yang berjalan keluar lalu menutup pintu.
“AhMi SungMi, aku duluan ya,” MinGi berkata, ia berlari mengejar SeulSung, “SeulSung tunggu aku?!” ucapnya seraya menutup pintu.
“Ya! Bagaimana ini??” ucap AhMi frustasi. AhMi menatap SungMi penuh arti.
“Mwo?” tanya SungMi merasa risih, “Kita tukeran yuk,” pinta AhMi dengan ‘kitten eyes’nya.
“Shiro! Aku tidak mau berurusan dengan namjachingu mu itu?!” tolak SungMi ketus, ia lalu pergi meninggalkan AhMi sendiri diruangan itu.
“Aish!” AhMi menggerutu tidak jelas, “Ya! SungMi-ah! Jebal~” ia mengambil tasnya berlari mengejar SungMi yang belum jauh didepannya.

***

Krringgggg.....
Bel tanda istirahat usai berbunyi. SooHyo berlari menuju kelasnya. Pelajaran berikutnya adalah Fisika. Ia tak ingin telat untuk yang kedua kalinya dipelajaran ini. Jika ia telat masuk, maka ia harus mengerjakan 500 soal dan diselesaikan hari itu juga.
SooHyo masuk kedalam kelas. Dilihatnya kelas masih ramai, ia menghela napas lega.
“Ya! SooHyo!” panggil KiRin. SooHyo tersenyum lalu berjalan menuju kursinya yang berada didepan KiRin.
“Benarkan apa ku bilang,” ujar Onew sembari tersenyum bangga, ia duduk disebelah EunRim. Sementara EunRim sendiri duduk didepan SooHyo. Dan dibelakang Onew duduk MinHo yang berarti bersebelahan dengan SooHyo. MinHo mencibir kesal.
“Apanya yang benar?” tanya SooHyo yang sudah ada dikursinya.
“SooHyo jadi gimana ni rencana kita?” tanya EunRim tanpa menjawab pertanyaan SooHyo.
“Tentu jadilah,” jawab SooHyo yakin. Ia mengambil tasnya dan mengeluarkan buku yang akan ia pakai dipelajaran berikutnya.
“Huaaa, syukurlah!” KiRin memeluk SooHyo dari belakang tanpa beranjak dari tempat duduknya yang membuat posisinya jadi terlihat aneh. EunRim hanya terkekeh kecil melihatnya.
Kelas masih saja ramai. MinHo dan Onew pun masih berdebat, entah memperdebatkan apa.
Songsenim masuk kedalam kelas, seketika kelas menjadi hening. “Salam!” ujar ketua kelas lantang. “Anyeonghaeseyo!” ucap para murid serentak seraya membungkukkan badannya. Songsenim meletakkan buku yang ia bawa, lalu menulis yang akan dipelajari dipapan tulis, dan pelajaran pun dimulai dengan tenang.
Songsenim menjelaskan beberapa rumus Lensa Cembung dan Lensa Cekung. Ditengan penjelasan Kirin mengangkat tangannya.
“Ada masalah KiRin?” tanya Songsenim, “Ada yang tidak kau mengerti?”
“Err,, Senim, boleh saya kebelakang?” izin KiRin, terdengar nada gugup dari suaranya. Songsenim menjawab dengan anggukan kepala. Kirin segera berdiri dan keluar kelas.
Sementara itu beberapa murid tertawa geli mendengarnya. Bahkan Onew dan MinHo. SooHyo memukul bahu MinHo agar ia berhenti tertawa. Sedangkan EunRim hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan teman-temannya.

***

KiRin berlari kecil menyusuri koridor sekolah yang sepi, hanya ada beberapa pengurus sekolah dan anggota osis yang berlalu-lalang pada jam seperti ini.
Dipertigaan lorong, dari arah tujuan KiRin , RyeoWook berjalan dengan santai dengan ipod ditangannya dan headset yang terpasang ditelinganya. Ia berjalan kearah KiRin yang sedang berlari. Dan tepat dibelokan mereka bertabrakan dan jatuh terduduk.
KiRin meringis kesakitan, RyeoWook berdiri “Gwenchanayo?” tanyanya seraya mengulurkan tangannya.
KiRin menengadahkan kepalanya, dilihatnya namja yang selama ini ia sukai berada didepannya dengan senyum manisnya. Terlihat semburat merah bersemu dipipi KiRin. “Nan Gwenchana,” ucap KiRin seraya menerima uluran tangan itu untuk membantunya berdiri.
“Mianhae. Tadi aku berlari, jadi tidak melihat ada orang didepanku,” ucap KiRin membungkukan badannya.
“Sudahlah, tak usah dipikirkan. Lagipula itu salahku juga,” ucap RyeoWook, “Ok, aku duluan ya,” sambungnya lalu pergi dari hadapan KiRin.
KiRin terus tersenyum memerhatikan punggung RyeoWook yang menjauh. Ia menggenggam tangannya, semburat merah itu masih terlihat dipipinya.
Tiba-tiba tubuh KiRin merinding, ia segera berlari menuju toilet. Gara-gara kejadian itu ia jadi lupa kalau tujuannya keluar kelas adalah untuk ketoilet, sekarang dia benar-benar tidak tahan (!!!).

***

“Panggilan bagi seluruh anggota osis harap datang keruangan osis!” suara NeulAh menggema diseluruh sekolah melalui speaker.
Beberapa anak keluar dari kelasnya dan berjalan menuju ruang osis.
NeulAh duduk dibangkunya, didepannya ada Key yang sedang membaca komik. Sementara disampingnya –dibangku satu- duduk SiWon menumpukan dagunya pada tangan kanannya, dan dihentak-hentakanya jari-jari tangan kirinya ke meja.
NeulAh tersenyum seraya mengusap lembut tangan kiri SiWon. SiWon menatap NeulAh dan membalas senyuman NeulAh. Tak lama, beberapa murid masuk keruangan itu dan duduk ditempatnya masing-masing.
SiWon beranjak bangun dari bangkunya. Matanya menyusuri semua anggota osis. Dengan tetap berdiri, ia berkata “Bagaimana rencana kita? Apa kalian sudah melakukannya dengan baik?!”
Semua orang diruangan itu tertegun, saling berpandangan. “Brraakkk!” SiWon menggebrak meja. “Apa-apaan ini?!” ucap SiWon marah, “Mengapa kalian begitu bodoh! Kalian sama saja dengan mereka!”  sambungnya.
Key menghela napas, lalu mengangkat tangannya, “Ketua, kurasa kita perlu membuat rencana baru.”
“Rencana baru? Maksudmu?” kali ini NeulAh bertanya.
“Aku rasa kita bisa memanfaatkan mereka,” ucap Key dengan serius.
“Mereka?” SiWon bertanya heran. Lalu ia tersenyum puas. “Maksudmu mereka?” SiWon kembali duduk. “Jelaskan padaku!” perintahnya.
Lalu dengan semangat Key menjelaskan rencananya pada sang ketua dan seluruh anggota osis.

***

tbc~
 
wkwkwkwkwk, chapter 1 beres..
huft~
silahkan tulis uneg-uneg tentang nie ff..
kritik dan saran sangat diperlukan...
supaya bisa tau apa yg harus diperbaiki buat chap selanjut'a ^^

gomawo udah mau baca, apalagi udah mau komen~

0 komentar:

About this blog

Moshi-moshi minna-san!
welcome to my blog ^o^/ silahkan baca jika suka!! semoga isi blog ini bermanfaat ^.^ (meski ada beberapa postingan gaje ==" hehe)

jam

Diberdayakan oleh Blogger.
hai, buat k-lovers dan j-lovers ^o^/ watasi wa isti m(_ _)m... salam kenal ya ^^

jenis cerita apa yang kamu suka?